Selasa, 28 Juni 2011

analisis laporan keuangan

BAB I
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2. Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak management yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at original cost).
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai kontrak pembelian atau penjualan yang telah disetujui dan adanya hak-hak patent yang masih dalam pengurusan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dikuantifisir.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat pribadi (personal judgment)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 2
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memiliki keterbasan antara lain :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara ) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu semua jumlah – jumlah atau hal – hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga – harga.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.
4. Prinsip Akuntansi
a. Kesatuan Usaha
• Perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan
• Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero atau pemegang saham, mengenai kekayaan, hutang-piutang, penerimaan dan pengeluaran uang, antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi pemilik/pemegang saham tidak boleh bercampur
b. Kesinambungan
• Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan
c. Harga Pertukaran yang Obyektif
• Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi antara penjual dan pembeli akan menghasilkan harga pertukaran, yang oleh penjual disebut harga jual dan oleh pembeli disebut harga perolehan (Cost)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 3
• Harga Pertukaran yang obyektif/wajar:
1. Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa
2. Dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen
3. Tidak terdapat transfer pricing
4. Tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya
d. Konsisten
• Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah
e. Konservatif
• Kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai kerugian, dengan cara membentuk penyisihan atau cadanga. Sementara itu, kemungkinan laba yang tibul tidak diakui.
5. Tujuan Kualitatif Akuntansi
a. Relevan
Laporan Keuangan yang dihasilkan harus relevan antara data dengan keadaan perusahaan
b. Dapat Dimengerti
Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti.
c. Daya Uji
Laporan keuangan yang dihasilkan dalam mempunyai daya uji, perhitungan yang dilakukan akan menghasilkan angka yang sama apabila dilakukan oleh pihak lain.
d. Netral
Laporan keuangan yang dihasilkan harus netral, tidak memihak kepada salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
e. Tepat Waktu
Laporan keuangan yang disajikan harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun buku yang dipergunakan perusahaan
f. Daya Banding
Laporan keuangan yang dihasilkan harus memiliki daya banding, terutama dengan Standar Akuntansi Keuangan
g. Lengkap
Laporan keuangan yang disajikan dalam harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi dalam laporan keuangan
6. Tujuan Analisis Keuangan
a. Investasi Pada Saham
Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.
b. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasinya sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
d. Kesehatan Pelanggan
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 4
Menilai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan
e. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis adalah profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan
f. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public
g. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen, dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi
h. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.
i. Penilaian kerusakan
Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian
7. Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya adalah :
a) Neraca : laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
1) Staffel (Report Form)
2) Skontro ( T – Account Form)
b) Laporan laba rugi : suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk laporan laba rugi:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 5
1) Multiple step
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
Bentuk laporan rugi-laba Multiple step sebagai berikut:
2) Single step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Bentuk laporan Rugi laba single step sebagai berikut:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 6
c) Laporan perubahan modal: Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).
Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:
1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
2) Adanya laba usaha
3) Adanya kerugian.
4) Pengambilan untuk keperluan pribadi.
d) Laporan arus kas: bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.
LAPORAN ARUS KAS
Ringkasan Arus Kas
Saldo Awal Kas
xxxxxxxxxx
Saldo Akhir Kas
xxxxxxxxxx
-
xxxxxxxxxx
Arus kas dari Operasi Perusahaan:
Pendapatan Operasi Perusahaan:
a. Penerimaan dari Pelanggan
xxxxxxxxxx
b. Penerimaan Lain-lain
xxxxxxxxxx
+
Total Pendapatan Operasi Perusahaan:
Biaya Operasi:
a.HPP
xxxxxxxxxx
b. Asuransi
xxxxxxxxxx
c.Sewa
xxxxxxxxxx
d.Iklan
xxxxxxxxxx
e.Gaji
xxxxxxxxxx
f. Lain-lain
xxxxxxxxxx
g.Bunga
xxxxxxxxxx
h. Pajak Penghasilan
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Operasi:
xxxxxxxxxx
Total arus kas:
xxxxxxxxxx
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 7
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 8
ARUS INVESTASI KAS
Pendapatan Investasi:
a. Penjualan Aktiva/selisih pertukaran aktiva
xxxxxxxxxx
b. Likuidasi Investasi (Penarikan)
xxxxxxxxxx
+
Total pendapatan Investasi
xxxxxxxxxx
Biaya Investasi:
a. Pembayaran
xxxxxxxxxx
b. Pengeluaran Modal
xxxxxxxxxx
c. Pembelian
d. Lain-lain
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Investasi
xxxxxxxxxx
ARUS KAS PEMBIAYAAN
Pendapatan Pembiayaan:
a. Pinjaman baru ter-realisasi
xxxxxxxxxx
b. Penerbitan Saham
xxxxxxxxxx
c. Setoran Modal
xxxxxxxxxx
+
Total Pendapatan Pembiayaan
xxxxxxxxxx
a. Biaya Pembiayaan:
b. Pembayaran Hutang
xxxxxxxxxx
c. Pembayaran Divide
xxxxxxxxxx
d. Distribusi Lainnya
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Pembiayaan
xxxxxxxxxx
8. Tujuan Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan , faktor yang paling utama untuk mendapat perhatian oleh penganalisa adalah :
a. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan .
b. Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas atau profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Stabilitas Usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 9
9. Prosedur Analisa
Sebelum menganalisa terhadap suatu laporan keuangan, hal – hal yang perlu diperhatikan oleh penganalisa adalah:
- Benar – benar memahami laporan keuangan tersebut.
- Dapat menggambarkan aktivitas – aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut.
- Mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
- Mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup dalam di dalam mengambil suatu kesimpulan.
10. Metode dan Teknik Analisa
Analisa – analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat pembanding lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.
a. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa dinamis.
b. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.
11. Teknik dan Analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan yaitu metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan :
a. Data absolut atau jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
e. Prosentase dari total
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 10
A. Laporan dengan prosentase per komponen yaitu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing–masing aktiva terhadap total aktivanya.
B. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber–sumber serta penggunaan modal kerja atau sebab–sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
C. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
D. Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos–pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
E. Analisa Perubahan Laba Kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
F. Analisa Break Even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
12. Penggolongan Angka Rasio
Berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara :
a. Rasio - rasio neraca ( balance sheet ratios ) yang tergolong dalam katagori ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
b. Rasio - rasio laporan laba rugi ( income statement ratios ) yaitu angka - angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating ratio, dsb.
c. Rasio - rasio anatar laporan ( interstatement ratios ) adalah semua angka rasio yang penyusunannya data berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 11
Kasus:
PT. MARGAJAYA HUTAMA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan sepatu bermerek “NIHKITA”. Harga jual sepatu “NIHKITA” sebesar Rp 300.000 dan selam tahun 2000 berhasil menjual sebanyak 11.000.000 pasang sepatu dan tahun 2001 sebanyak 12.000.000 pasang sepatu. Harga pokok satu pasang sepatu adalah sebesar Rp 150.000. Biaya tetap selama setahun adalah Rp 1.200.000.000.000 dan biaya variable tiap pasang sepatu 60% dari harga jual.
Berikut ini adalah laporan keuangan PT. MARGAJAYA HUTAMA TAHUN 2000-2001:
PT. MARGAJAYA HUTAMA
NERACA
Per 31 Desember
NAMA REKENING
2001
2002
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
kas dan Bank
54,672,142,822
53,774,060,828
Piutang Usaha
Pihak Hubungan Istimewa
262,738,500
380,623,500
Pihak Ketiga
31,487,378,387
37,750,005,888
lain‐lain
22,217,955,930
13,745,768,772
Persediaan
122,818,710,663
178,248,734,644
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka
2,931,663,372
2,801,562,977
Biaya dibayar di muka
2,438,188,764
9,516,163,177
Aktiva Lancar lainnya
2,036,845,416
5,917,428,116
Total Aktiva Lancar
238,865,623,854
302,134,347,902
AKTIVA TIDAK LANCAR
Pihak Hubunga Istimewa
119,972,186
50,175,610
Aktiva Pajak Tangguhan ‐ bersih
164,809,595
183,083,013
Aktiva Tetap:
Aktiva Tetap ‐ Harga Perolehan
442,084,342,934
442,084,342,934
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
(110,114,477,087)
(129,330,477,430)
Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha
15,130,956,068
12,959,469,000
Biaya ditangguhkan ‐ Bersih
2,364,099,263
1,850,049,782
lain‐lain
2,574,311,862
2,429,033,523
Total Aktiva Tidak Lancar
352,324,014,821
330,225,676,432
TOTAL AKTIVA
591,189,638,675
632,360,024,334
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank
44,547,064,912
50,762,527,096
Hutang Usaha
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 12
Pihak Hubungan Istimewa
8,613,726,223
14,647,150,122
Pihak Ketiga
171,276,448,000
181,244,674,127
Lain‐lain
23,712,468,856
24,390,763,163
Biaya masih harus dibayar
12,406,556,052
13,042,756,339
Hutang Pajak
2,706,864,444
1,716,924,335
Bagian hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun
2,145,287,528
2,842,341,840
Total Kewajiban Lancar
265,408,416,015
288,647,137,022
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
28,201,249,446
24,266,818,162
Kewajiban pajak tangguhan ‐ bersih
3,624,441,545
1,163,763,056
Hutang sewa guna usaha ‐ setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun
2,796,754,346
799,361,965
Total Kewajiban tidak lancar
34,622,445,337
26,229,943,183
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
351,216,858
304,399,844
EKUITAS
Modal Saham‐nom Rp 500/saham modal dasar ‐1.260.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000
234,000,000,000
234,000,000,000
Tambahan Modal disetor
2,783,867,217
2,793,857,217
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
1,222,902,201
1,222,902,201
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan
(230,753,341)
(230,758,341)
Saldo Laba
53,031,544,388
79,392,543,208
Total Ekuitas
290,807,560,465
317,178,544,285
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
591,189,638,675
632,360,024,334
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 13
PT. MARGAJAYA HUTAMA
Laporan Rugi Laba
Periode Berakhir Tahun
NAMA REKENING
2001
2002
PENJUALAN BERSIH
3,300,000,000,000
3,600,000,000,000
BEBAN POKOK PENJUALAN
1,650,000,000,000
1,800,000,000,000
LABA KOTOR
1,650,000,000,000
1,800,000,000,000
Biaya Penjualan
880,000,000,000
900,000,000,000
Biaya Administrasi dan Umum
600,000,000,000
610,000,000,000
Total Beban Usaha
1,480,000,000,000
1,510,000,000,000
LABA USAHA
170,000,000,000
290,000,000,000
Penghasilan sewa dan promosi
33,448,127,040
34,012,165,439
Penghasilan Bunga
1,483,739,652
1,914,658,072
Beban Keuangan
(22,367,526,188)
(23,182,531,380)
Lain‐lain ‐ bersih
9,549,869,946
6,763,086,019
Penghasilan lain‐lain‐ bersih
22,114,210,450
19,507,378,150
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
192,114,210,450
309,507,378,150
Beban Bunga
50,000,000,000
50,000,000,000
MANFAAT(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TAHUN BERJALAN
(2,549,428,900)
(2,500,836,700)
Tangguhan
2,463,188,462
2,478,951,907
Beban Pajak Penghasilan Bersih
(86,240,438)
(21,884,793)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
142,027,970,012
259,485,493,357
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
(27,340,338)
(13,182,986)
LABA BERSIH
142,000,629,674
259,472,310,371
SAHAM DASAR
468,000,000
468,000,000
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
303
554
Dari laporan keuangan lakukan analisi Kinerja keuangan perusahaan meliputi:
1. Analisis sumber dan penggunanaan modal kerja
2. Analisis sumber dan penggunaan kas
3. Analisis terhadap Rasio keuangan perusahaan meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitias, Rasio Rentabilitas
4. Rasio Breal Event Point

Tidak ada komentar:

Posting Komentar