Selasa, 28 Juni 2011

analisis keuangan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin
mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan
suatu perusahaan. Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan selama kurun waktu tertentu, keadaan inilah yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan. Apalagi informasi mengenai kinerja keuangan suatu perusahaan sangat
bermanfaat untuk berbagai pihak, seperti investor, kreditur, pemerintah, bankers, pihak
manajemen sendiri dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Arti penting analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier
2. Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
3. Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta
bunganya.
4. Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
5. Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
B. Macam Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan juga melaporkan prestasi historis dari suatu perusahaan dan
memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat
proyeksi dan peramalan untuk masa depan (J. Fred Weston & Thomas E. Copeland,
1994: 24). Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari
proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu.
2. Jenis Laporan Keuangann
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya terdiri:
a. Neraca: laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang
dan modal) pada saat tertentu.
Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu
tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal
31 Desember 200x)
b. Laporan laba rugi: suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan,
berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu
c. Laporan saldo laba: menunjukkan perubahan laba ditahan selama periode tertentu.
d. Laporan arus kas: Menujukkan arus kas selama periode tertentu.
e. Catatan atas laporan keuangan: berisi rincian neraca dan laporan laba rugi,
kebijakan akuntansi, dan lain sebagainya.
3. Contoh Laporan Keuangan
PT. ABC
Neraca 31 Desember 2002 (Rp000)
Aktiva Pasiva
Kas dan bank 200.000 Utang bank 100.000
Efek 200.000 Utang dagang 300.000
Piutang 160.000 Utang pajak 160.000
Persediaan 840.000
------------- -------------
Jml. Aktiva lancar 1.400.000 Jml. Ut. Lancar 560.000
Tanah 100.000 Obligasi 5% 600.000
Bangunan 1.000.000
Mesin 700.000 Modal saham 1.200.000
Intangible 100.000 Agio 200.000
Akumulasi penyusutan (300.000) Laba ditahan 440.000
------------------ ----------------
Jml.Akv. Tetap neto 1.600.000 Jml. Modal 1.840.000
----------------- ----------------
Jml. Aktiva 3.000.000 Jml. Pasiva 3.000.000
========== =========
PT. ABC
Laporan Laba Rugi 2002 (Rp. 000)
Penjualan 4.000.000
Harga pokok penjualan ( 3.000.000)
---------------
Laba kotor 1.000.000
Biaya operasi ( 570.000)
---------------
Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 430.000
Bunga ( 30.000)
---------------
Laba sebelum pajak (EBT) 400.000
Pajak ( 60.000)
---------------
Laba setelah pajak (EAT) 240.000
=========
C. Analisa Rasio Keuangan
1. Jenis Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan yang banyak digunakan adalah analisis tentang rasio
keuangan. Berdasarkan sumber analisis, rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Perbandingan Internal (Time Series Analysis) yaitu membandingkan rasio-rasio
finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
b. Perbandingan Eksternal (Cross Sectional Approach) yaitu membandingkan rasiorasio
antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada
saat yang bersamaan atau membandingkannya dengan rasio rata-rata industri pada
saat yang sama.
Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat
kelompok rasio, (R. Agus Sartono, 1998), yaitu :
1). Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a). Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas
jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar.
Formulasinya :
Current Ratio =
Current Liabilities
Current Assets
b). Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih
likuid.
Formulasinya :
Quick Ratio =
Current Liabilities
Current Assets − Inventory
2). Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber daya - sumber dayanya.
Rasio - rasio ini antara lain:
a). Receivable Turn Over
Sales
Receivable turnover = -----------------------------
Account receivable
b). Periode Pengumpulan Piutang
360
Average collection period = -------------------------------
Receivable turnover
c) Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan
persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam
dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.
Formulasinya :
Inventory Turnover =
Average Inventory
Cost of Goods Sold
360
d) Average days in inventory = --------------------------
Inventory turnover
d) Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan
aktiva secara keseluruhan.
Formulasinya :
Total Assets Turnover =
Total Assets
Sales
3). Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a). Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari
keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
Formulasinya :
Debt To Total Assets Ratio =
Total Assets
Total Liabilities
b). Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar
keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya
kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
Formulasinya :
Time interest earned ratio:
=
Interest Expense
Earning Before Interest and Tax
4). Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.
Rasio - rasio ini antara lain :
Gross profit
Gross profit margin = ----------------------
Sales
EBIT
Operating profit margin = -------------------
Sales
EAT
Net profit margin = -------------
Sales
EAT
Return on assets = ---------------------
Total assets
EAT
Return on equity = --------------------
Equity
5) Market Value Ratios
Dividend
a. Dividend payout ratio = ------------------
EAT
Dividend per share
b. Dividend yield = ----------------------------------
Price per share
EAT
c. Earning per-share = ------------------------------------------
Number of share outstanding
Price per share
d. Price earning ratio = -------------------------------
Earning per share
Price per share
e. Price book value ratio = ----------------------------
Book value per share
2. Evaluasi Rasio-rasio Keuangan
Evaluasi Rasio-rasio Keuangan
• Liquidity Ratios
Current ratio Naik Membaik
Quick ratio Naik Membaik
Cash ratio Naik Membaik
• Leverage Ratios
Debt to total assets ratio Naik Memburuk
Debt to equity ratio Naik Memburuk
Long-term debt to equity ratio Naik Memburuk
Time interest earned ratio Naik Membaik
• Activity Ratios
Receivable turnover Naik Membaik
Average collection period Naik Memburuk
Inventory turnover Naik Membaik
Average days in inventory Naik Memburuk
Assets turnover Naik Membaik
• Profitability Ratios
Gross profit margin Naik Membaik
Operating profit margin Naik Membaik
Net profit margin Naik Membaik
Return on assets Naik Membaik
Return on equity Naik Membaik
• Market Value Ratios
Dividend payout ratio Naik Mambaik
Dividend yield Naik Membaik
Earning per-share Naik Membaik
Price earning ratio Naik Memburuk
Price book value Naik Memburuk
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
􀂃 Perbedaan metode akuntansi yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan.
􀂃 Penjualan perusahaan yang bersifat musiman.
􀂃 Kesulitan untuk menentukan jenis industri apabila perusahaan mempunyai
berbagai lini produk.
􀂃 Perusahaan dapat melakukan “window dressing”
D. Du-Pont Chart
Du-Pont Chart
:
ROA
Profit
Margin
Asset
Turnover
Net
Profit
Sales
Sales
Total Costs
+Taxes
Cost of good sold
Adm. expenses
Selling expenses
Interest expenses
Taxes
Sales
Total
Assets
Current
Assets
Fixed
Assets
Cash
Account Receivable
Inventory
x
_
:
+
Gambar II. 1 Du Pont Chart
E. Analisis Break Even
1. Pengertian Analisis Break Even
Break even point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan di mana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
rugi. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya
tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel.
Apabila penjualan hanya cukup menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita rugi. Dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan.
2. Manfaat Analisis Break Even
Analisis break even secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even
dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai
berikut:
􀂪 Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
􀂪 Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
􀂪 Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
􀂪 Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang akan diperoleh.
3. Jenis biaya berdasarkan konsep break even
a. Variable cost (biaya variabel)
Variable cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam baiay
variabel secara total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung
berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit
dikalikan dengan penjualan dalam unit. Secara grafis dapat digambarkan II.3
berikut:
Cost(Rp) Contoh VC : biaya material, upah buruh/TKL
Variable cost (VC)
Area VC
Sales (unit)
Gambar II.2. Grafik Variable Cost
b. Fixed cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak berpengaruh oleh
volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu (function of time)
sehingga jenis biaya ini akan konstan selam periode tertentu. Contoh sewa (rent),
depresiasi, bunga, gaji. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap
dikeluarkan. Bila digambarkan akan nampak seperti berikut:
Cost (Rp)
Fixed cost (FC)
Area FC
Sales (unit)
Gambar II.3. Grafik Fixed Cost
c. Semi Variable cost
Semi variable cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian
tetap, yang akdang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong
dalam jenis biaya ini misalnya : Sales expenses atau komisi bagi salesman dimana
komisi bagi salesman ini tetap untuk range atau volume tertantu, dan akan naik pada
level yang lebih tinggi. Contoh lain biaya administrasi dan umum. Bila
digambarkan sebagai berikut:
Cost (Rp) Semi variable cost
VC
Sales (unit)
Gambar II.4. Grafik Semi Variable Cost
4. Menentukan B E P
􀂃 Mathematical approach
BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu:
Fixed Cost
BEP = = ……unit (rumus 1)
Sales price/unit – variable cost/unit
Fixed Cost
BEP = =Rp…….. (rumus 2)
variable cost
1 -
Net Sales
􀂃 Graphical approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total
revenue dan garis total cost, sebagai berikut:
12/10/2007 Noorlaily F/ IMAN/Matrikulasi 18
Graphical Approach
Cost/revenue ($)
Sales (units)
Fixed
Operating
Cost
Total
Operating
Cost
Sales Revenue
500
EBIT
Loss
Operating BEP:
EBIT = 0
2500
0
Gambar II.5a. Grafik BEP
Cost dan TR
Revenue (Rp)
Laba TC
BEP
VC
Rugi FC
Sales (unit)
Gambar II.5b. Grafik BEP
5. Keterbatasan analisis break even
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biayabiaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya biaya dan harga jual akan
mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk
diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even
mempunyai limitasi-limitasi tertentu yaitu:
􀂪 Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
􀂪 Variable cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
􀂪 Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu
􀂪 Sales mix adalah konstan.
Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, break even point (BEP) akan bergeser atau
berubah apabila:
􀂪 Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana
perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun
perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan
bergeser ke atas atau sebaliknya.
􀂪 Perubahan pada variable cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan
menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya VC per unit
akan menggeser BEP ke atas, atau sebaliknya.
􀂪 Perubahan dalam sales price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya
harga jual per unit pada level penjualan yang sama walau pun semua biaya adalah
tetap, akan menggeser BEP ke bawah, dan sebaliknya.
􀂪 Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka
komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix)
haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada
produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
6. Margin of Safety
Margin of safety hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk
menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian. Formulasinya sebagai berikut:
Budget sales - BEP
M/S =
Budget sales
Budget sales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan.
Latihan Soal
Berikut ini terdapat laporan keuangan perusahaan Jaya Abadi Furniture, per 31
Desember 2000 dan tahun 2001:
Tabel II.1
Perusahaan Jaya Abadi Furniture
Neraca Per 31 Desember 2000 dan 2001
Keterangan Tahun 2000 Tahun 2001
AKTIVA (Rp.) (Rp.)
Kas 51.832.125 74.173.000
Piutang Dagang 56.920.350 69.850.500
Persediaan Barang Jadi 45.660.000 57.481.800
Persediaan Barang Dalam Proses 36.475.200 49.561.700
Persediaan Bahan Baku 40.500.750 43.007.100
Persediaan Bahan Penolong 10.438.975 12.558.075
Persekot Biaya 30.774.100 39.791.625
Jumlah Aktiva Lancar 272.601.500 346.423.800
Aktiva Tetap
Tanah 52.487.000 52.487.000
Bangunan 102.795.125 110.710.800
Mesin 149.380.700 150.875.000
Peralatan 7.291.300 7.544.500
Kendaraan 36.515.000 40.120.000
Akumulasi Peny. Aktiva Tetap (49.925.540) (50.791.015)
Jumlah Aktiva Tetap 298.543.585 310.946.285
Jumlah Aktiva 571.145.085 657.370.085
PASIVA
Hutang Lancar:
Hutang Usaha 48.307.400 50.014.700
Hutang Biaya 27.179.275 25.813.845
Uang Muka Pelanggan 28.030.000 39.925.000
Jumlah Hutang Lancar 103.516.675 115.753.545
Hutang Jangka Panjang
Hutang Bank 50.000.000 50.000.000
Jumlah Hutang 153.516.675 165.753.545
Modal Sendiri 417.628.410 491.616.540
Jumlah Pasiva 571.145.085 657.370.085
Tabel II.2
Perusahaan Jaya Abadi Furniture
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2000 dan 2001
Keterangan Tahun 2000
(Rp)
Tahun 2001
(Rp)
Penjualan 207.866.640 262.035.000
Harga Pokok Penjualan 96.498.245 112.940.275
Laba Kotor
111.368.395 149.094.725
Biaya Operasional
Biaya Penjualan 5.345.720 9.635.175
Biaya Administrasi dan
Umum
45.870.150 54.463.000
Jumlah Biaya
Operasional
51.215.870 64.098.175
Earning Before Interest
and Tax
60.152.525 84.996.550
Biaya Bunga (17% ×
Rp.50.000.000)
8.500.000 8.500.000
Earning Before Tax 51.652.525 76.496.550
Pajak Pendapatan
(10%× Rp. 51.652.525
5.165.252,5 7.649.655
Earning After Tax 46.487.272,5 68.846.895
Diketahui besarnya Net Credit Sales 75% dari nilai penjualan yang tercantum dalam
laporan laba rugi di atas.
Hitunglah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas dari
perusahaan tersebut untuk tahun 2000 dan tahun 2001, buatlah analisisnya, lalu
bandingkan bagaimana kinerja keuangan selama dua tahun tersebut!

analisis laporan keuangan

BAB I
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
1. Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
2. Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara periodik yang dilakukan pihak management yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara :
a. Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan keuangan dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pencatatan dari pos-pos ini berdasarkan catatan historis dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut (at original cost).
Dengan sifat yang demikian itu maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian yang paling akhir, karena segala sesuatunya sifatnya historis. Sehingga mungkin terdapat beberapa hal yang dapat membawa akibat terhadap posisi keuangan perusahaan tidak dicatat dalam pencatatan akuntansi atau tidak nampak dalam laporan keuangan, misalnya adanya pesanan yang tidak dapat dipenuhi, berbagai kontrak pembelian atau penjualan yang telah disetujui dan adanya hak-hak patent yang masih dalam pengurusan, karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dikuantifisir.
b. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General Accepted Accounting Principles), hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman.
c. Pendapat pribadi (personal judgment)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 2
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung daripada akuntan atau management perusahaan yang bersangkutan. Judgment atau pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan digunakan di dalam beberapa hal.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memiliki keterbasan antara lain :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan intern report ( laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara ) dan bukan merupakan laporan final. Karena itu semua jumlah – jumlah atau hal – hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam laporan ini terkandung pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau Manajemen yang bersangkutan.
b. Laporan keuangan menunjukan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai mungkin berbeda atau berubah.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukan unit yang terjual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga – harga.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor – faktor tersebut tidak dapat diukur dengan satuan uang.
4. Prinsip Akuntansi
a. Kesatuan Usaha
• Perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan
• Ada pemisahan yang jelas antara perusahaan dengan pemilik, persero atau pemegang saham, mengenai kekayaan, hutang-piutang, penerimaan dan pengeluaran uang, antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadi pemilik/pemegang saham tidak boleh bercampur
b. Kesinambungan
• Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan
c. Harga Pertukaran yang Obyektif
• Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi antara penjual dan pembeli akan menghasilkan harga pertukaran, yang oleh penjual disebut harga jual dan oleh pembeli disebut harga perolehan (Cost)
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 3
• Harga Pertukaran yang obyektif/wajar:
1. Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa
2. Dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen
3. Tidak terdapat transfer pricing
4. Tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya
d. Konsisten
• Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah
e. Konservatif
• Kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai kerugian, dengan cara membentuk penyisihan atau cadanga. Sementara itu, kemungkinan laba yang tibul tidak diakui.
5. Tujuan Kualitatif Akuntansi
a. Relevan
Laporan Keuangan yang dihasilkan harus relevan antara data dengan keadaan perusahaan
b. Dapat Dimengerti
Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti.
c. Daya Uji
Laporan keuangan yang dihasilkan dalam mempunyai daya uji, perhitungan yang dilakukan akan menghasilkan angka yang sama apabila dilakukan oleh pihak lain.
d. Netral
Laporan keuangan yang dihasilkan harus netral, tidak memihak kepada salah satu pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
e. Tepat Waktu
Laporan keuangan yang disajikan harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun buku yang dipergunakan perusahaan
f. Daya Banding
Laporan keuangan yang dihasilkan harus memiliki daya banding, terutama dengan Standar Akuntansi Keuangan
g. Lengkap
Laporan keuangan yang disajikan dalam harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi dalam laporan keuangan
6. Tujuan Analisis Keuangan
a. Investasi Pada Saham
Analisis resiko difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa-masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan ini untuk periode-periode masa yang akan datang.
b. Pemberian Kredit
Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
c. Kesehatan Pemasok
Menganalisis profitabilias perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasinya sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.
d. Kesehatan Pelanggan
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 4
Menilai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis meliputi Besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan
e. Kesehatan perusahaan ditinjau dari karyawan
Memastikan apakah perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor yang dianalisis adalah profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan
f. Pemerintah
Menentukan besarnya pajak yang harus dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri, dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public
g. Analisis Internal
Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen, dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi
h. Analisis Pesaing
Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.
i. Penilaian kerusakan
Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian
7. Jenis-jenis laporan keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan biasanya adalah :
a) Neraca : laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan yang.menunjukkan posisi keuangan pada suatu saat tertentu.
Bentuk Neraca:
1) Staffel (Report Form)
2) Skontro ( T – Account Form)
b) Laporan laba rugi : suatu laporan yang menunjukkan pendapatan dari penjualan, berbagai biaya, dan laba yang diperoleh oleh perusahaan selama periode tertentu.
Bentuk laporan laba rugi:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 5
1) Multiple step
Penyusunan laporan laba-rugi dalam bentuk ini disusun secara bertahap mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha
dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau perusahaan industri.
Bentuk laporan rugi-laba Multiple step sebagai berikut:
2) Single step
Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Bentuk laporan Rugi laba single step sebagai berikut:
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 6
c) Laporan perubahan modal: Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu).
Hal-hal yang menyebabkan perubahan modal:
1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
2) Adanya laba usaha
3) Adanya kerugian.
4) Pengambilan untuk keperluan pribadi.
d) Laporan arus kas: bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan.
LAPORAN ARUS KAS
Ringkasan Arus Kas
Saldo Awal Kas
xxxxxxxxxx
Saldo Akhir Kas
xxxxxxxxxx
-
xxxxxxxxxx
Arus kas dari Operasi Perusahaan:
Pendapatan Operasi Perusahaan:
a. Penerimaan dari Pelanggan
xxxxxxxxxx
b. Penerimaan Lain-lain
xxxxxxxxxx
+
Total Pendapatan Operasi Perusahaan:
Biaya Operasi:
a.HPP
xxxxxxxxxx
b. Asuransi
xxxxxxxxxx
c.Sewa
xxxxxxxxxx
d.Iklan
xxxxxxxxxx
e.Gaji
xxxxxxxxxx
f. Lain-lain
xxxxxxxxxx
g.Bunga
xxxxxxxxxx
h. Pajak Penghasilan
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Operasi:
xxxxxxxxxx
Total arus kas:
xxxxxxxxxx
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 7
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 8
ARUS INVESTASI KAS
Pendapatan Investasi:
a. Penjualan Aktiva/selisih pertukaran aktiva
xxxxxxxxxx
b. Likuidasi Investasi (Penarikan)
xxxxxxxxxx
+
Total pendapatan Investasi
xxxxxxxxxx
Biaya Investasi:
a. Pembayaran
xxxxxxxxxx
b. Pengeluaran Modal
xxxxxxxxxx
c. Pembelian
d. Lain-lain
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Investasi
xxxxxxxxxx
ARUS KAS PEMBIAYAAN
Pendapatan Pembiayaan:
a. Pinjaman baru ter-realisasi
xxxxxxxxxx
b. Penerbitan Saham
xxxxxxxxxx
c. Setoran Modal
xxxxxxxxxx
+
Total Pendapatan Pembiayaan
xxxxxxxxxx
a. Biaya Pembiayaan:
b. Pembayaran Hutang
xxxxxxxxxx
c. Pembayaran Divide
xxxxxxxxxx
d. Distribusi Lainnya
xxxxxxxxxx
+
Total Biaya Pembiayaan
xxxxxxxxxx
8. Tujuan Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan perusahaan , faktor yang paling utama untuk mendapat perhatian oleh penganalisa adalah :
a. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan .
b. Solvabilitas adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Rentabilitas atau profitability adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
d. Stabilitas Usaha adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 9
9. Prosedur Analisa
Sebelum menganalisa terhadap suatu laporan keuangan, hal – hal yang perlu diperhatikan oleh penganalisa adalah:
- Benar – benar memahami laporan keuangan tersebut.
- Dapat menggambarkan aktivitas – aktivitas perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan tersebut.
- Mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
- Mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup dalam di dalam mengambil suatu kesimpulan.
10. Metode dan Teknik Analisa
Analisa – analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau diperbandingkan dengan alat – alat pembanding lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
Ada dua metode yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertikal.
a. Analisa horisontal adalah analisa yang menggunakan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode ini disebut metode analisa dinamis.
b. Analisa vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Metode ini disebut metode analisa statis.
11. Teknik dan Analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan yaitu metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan :
a. Data absolut atau jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
e. Prosentase dari total
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau turun.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 10
A. Laporan dengan prosentase per komponen yaitu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing–masing aktiva terhadap total aktivanya.
B. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber–sumber serta penggunaan modal kerja atau sebab–sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
C. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
D. Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos–pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
E. Analisa Perubahan Laba Kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab–sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
F. Analisa Break Even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
12. Penggolongan Angka Rasio
Berdasarkan sumber datanya maka angka rasio dapat dibedakan antara :
a. Rasio - rasio neraca ( balance sheet ratios ) yang tergolong dalam katagori ini adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test ratio.
b. Rasio - rasio laporan laba rugi ( income statement ratios ) yaitu angka - angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating ratio, dsb.
c. Rasio - rasio anatar laporan ( interstatement ratios ) adalah semua angka rasio yang penyusunannya data berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba rugi, misalnya tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang.
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 11
Kasus:
PT. MARGAJAYA HUTAMA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan sepatu bermerek “NIHKITA”. Harga jual sepatu “NIHKITA” sebesar Rp 300.000 dan selam tahun 2000 berhasil menjual sebanyak 11.000.000 pasang sepatu dan tahun 2001 sebanyak 12.000.000 pasang sepatu. Harga pokok satu pasang sepatu adalah sebesar Rp 150.000. Biaya tetap selama setahun adalah Rp 1.200.000.000.000 dan biaya variable tiap pasang sepatu 60% dari harga jual.
Berikut ini adalah laporan keuangan PT. MARGAJAYA HUTAMA TAHUN 2000-2001:
PT. MARGAJAYA HUTAMA
NERACA
Per 31 Desember
NAMA REKENING
2001
2002
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
kas dan Bank
54,672,142,822
53,774,060,828
Piutang Usaha
Pihak Hubungan Istimewa
262,738,500
380,623,500
Pihak Ketiga
31,487,378,387
37,750,005,888
lain‐lain
22,217,955,930
13,745,768,772
Persediaan
122,818,710,663
178,248,734,644
Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka
2,931,663,372
2,801,562,977
Biaya dibayar di muka
2,438,188,764
9,516,163,177
Aktiva Lancar lainnya
2,036,845,416
5,917,428,116
Total Aktiva Lancar
238,865,623,854
302,134,347,902
AKTIVA TIDAK LANCAR
Pihak Hubunga Istimewa
119,972,186
50,175,610
Aktiva Pajak Tangguhan ‐ bersih
164,809,595
183,083,013
Aktiva Tetap:
Aktiva Tetap ‐ Harga Perolehan
442,084,342,934
442,084,342,934
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
(110,114,477,087)
(129,330,477,430)
Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha
15,130,956,068
12,959,469,000
Biaya ditangguhkan ‐ Bersih
2,364,099,263
1,850,049,782
lain‐lain
2,574,311,862
2,429,033,523
Total Aktiva Tidak Lancar
352,324,014,821
330,225,676,432
TOTAL AKTIVA
591,189,638,675
632,360,024,334
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank
44,547,064,912
50,762,527,096
Hutang Usaha
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 12
Pihak Hubungan Istimewa
8,613,726,223
14,647,150,122
Pihak Ketiga
171,276,448,000
181,244,674,127
Lain‐lain
23,712,468,856
24,390,763,163
Biaya masih harus dibayar
12,406,556,052
13,042,756,339
Hutang Pajak
2,706,864,444
1,716,924,335
Bagian hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo 1 tahun
2,145,287,528
2,842,341,840
Total Kewajiban Lancar
265,408,416,015
288,647,137,022
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang pihak hubungan istimewa
28,201,249,446
24,266,818,162
Kewajiban pajak tangguhan ‐ bersih
3,624,441,545
1,163,763,056
Hutang sewa guna usaha ‐ setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun
2,796,754,346
799,361,965
Total Kewajiban tidak lancar
34,622,445,337
26,229,943,183
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
351,216,858
304,399,844
EKUITAS
Modal Saham‐nom Rp 500/saham modal dasar ‐1.260.000.000 saham. Modal ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000
234,000,000,000
234,000,000,000
Tambahan Modal disetor
2,783,867,217
2,793,857,217
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
1,222,902,201
1,222,902,201
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan
(230,753,341)
(230,758,341)
Saldo Laba
53,031,544,388
79,392,543,208
Total Ekuitas
290,807,560,465
317,178,544,285
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
591,189,638,675
632,360,024,334
Laboratorium Pengembangan Akuntansi 13
PT. MARGAJAYA HUTAMA
Laporan Rugi Laba
Periode Berakhir Tahun
NAMA REKENING
2001
2002
PENJUALAN BERSIH
3,300,000,000,000
3,600,000,000,000
BEBAN POKOK PENJUALAN
1,650,000,000,000
1,800,000,000,000
LABA KOTOR
1,650,000,000,000
1,800,000,000,000
Biaya Penjualan
880,000,000,000
900,000,000,000
Biaya Administrasi dan Umum
600,000,000,000
610,000,000,000
Total Beban Usaha
1,480,000,000,000
1,510,000,000,000
LABA USAHA
170,000,000,000
290,000,000,000
Penghasilan sewa dan promosi
33,448,127,040
34,012,165,439
Penghasilan Bunga
1,483,739,652
1,914,658,072
Beban Keuangan
(22,367,526,188)
(23,182,531,380)
Lain‐lain ‐ bersih
9,549,869,946
6,763,086,019
Penghasilan lain‐lain‐ bersih
22,114,210,450
19,507,378,150
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
192,114,210,450
309,507,378,150
Beban Bunga
50,000,000,000
50,000,000,000
MANFAAT(BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TAHUN BERJALAN
(2,549,428,900)
(2,500,836,700)
Tangguhan
2,463,188,462
2,478,951,907
Beban Pajak Penghasilan Bersih
(86,240,438)
(21,884,793)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
142,027,970,012
259,485,493,357
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERSH YG DIKONSOLIDASI
(27,340,338)
(13,182,986)
LABA BERSIH
142,000,629,674
259,472,310,371
SAHAM DASAR
468,000,000
468,000,000
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
303
554
Dari laporan keuangan lakukan analisi Kinerja keuangan perusahaan meliputi:
1. Analisis sumber dan penggunanaan modal kerja
2. Analisis sumber dan penggunaan kas
3. Analisis terhadap Rasio keuangan perusahaan meliputi Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitias, Rasio Rentabilitas
4. Rasio Breal Event Point

Senin, 13 Juni 2011

koprasi

                                                                SIKLUS AKUNTANSI

A. Urutan Pencatatan dan Pembahasan
Transaksi yang dilakukan koperasi apa pun, harus disertai dengan dokumen transaksi, baik
berupa faktur, nota, kwitansi, invoice, bukti pengeluaran uang, bukti penerimaan uang atau yang
dokumen yang lain. Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima staf akuntansi maka
mulailah pencatatan transaksi tersebut didalam media yang disebut buku harian. Aktivitas mencatat
transaksi koperasi didalam buku harian tersebut disebut dengan menjurnal. Setiap beberapa waktu
atau sebulan sekali, catatan transaksi didalam buku harian harian tersebut dipindahkan dari buku
hrian ke buku besar sesuai dengan transaksi dan nama perkiraan yang sesuai. Proses memindahkan
catatan dari buku harian ke buku besar tersebut disebut dengan mem-posting. Pada akhir periode
akuntansi, setiap rekening yang ada di buku besar hitung dan dicari saldo akhirnya. Berdasarkan
saldo rekening yang ada dibuku besar tersebut disusun suatu daftar rekening beserta saldo akhirnya
yang disebut dengan neraca percobaan. Neraca percobaan yang dibuat bisanya didasarkan pada
transaksi-transaksi yang telah dilakukan koperasi selama satu periode belum menckup penyesuaian
dalam beberapa hal yang harus dilakukan. Jika terdapat beberapa hal hal yang belum tepat dan
harus disesuaikan maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu. Baru kemudian disusun
neraca percobaan yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca percobaan tersebut maka disusunlah
laporan keuangan koperasi tersebut, yng dimulai dengan membuat laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan baru kemudian neraca.
Untuk memperjelas hubungan antara buku harian, buku besar, dan laporan keuangan (siklus
akuntansi yang sewharusnya), contoh soal Koperasi Keluarga Sejahtera di atas dapat di ulas
kembali lebih jelas dan sistematis.
Berdasarkan soal transaksi pada Bagian I (Jurnal dan Buku Harian) maka kami langsung
menggambarkan bagaiman keadaan jurnal umum dari “Koperasi Simpan Pinjam Keluarga
Sejahtera”
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Jurnal Umum
Periode Mei 2008
Tanggal Keterangan Debet Kredit
1 Februari 2008 Kas Rp 150.000.000
Simpanan Pokok Rp 150.000.000
2 Febuari 2008 Sewa Dibayar Di
muka
Kas
Rp 2.500.000
Rp 2.500.000
5 Februari 2008 Peralatan Kantor
Kas
Utang usaha
Rp 20.000.000
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
6 Februari 2008 Perlengkapan Kantor
Kas
Rp 500.000
Rp 500.000
5 Maret 2008 Kas
Simpanan Wajib
Rp 12.500.000
Rp 12.500.000
8 Maret 2008 Kas
Utang Bank
Rp 50.000.000
Rp 50.000.000
9 Maret 2008 Kas
Simpanan
Sukarela
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
12 Maret 2008 Piutang Anggota
Kas
Rp 100.000.000
Rp 100.000.000
20 Maret 2008 Biaya TAL
Kas
Rp 200.000
Rp 200.000
30 Maret 2008 Kas
Piutang Anggota
Pendapatan
Bunga
Rp 13.500.000
Rp. 10.000.000
Rp 3.500.000
31 Maret 2008 Beban Gaji
Beban Bunga
Kas
Rp 1.700.000
Rp 750.000
Rp. 2.450.000
5 April 2008 Kas
Simpanan Wajib
Rp 12.500.000
Rp 12.500.000
8 April 2008 Piutang Anggota
Kas
Rp 40.000.000
Rp 40.000.000
15 April 2008 Utang Usaha
Kas
Rp 6.000.000
Rp 6.000.000
28 April 2008 Kas
Piutang Anggota
Pendapatan
Bunga
Rp 5.400.000
Rp 4.000.000
Rp 1.400.000
29 April 2008 Kas
Piutang Anggota
Pendapatan
bunga
Rp 13.500.000
Rp 10.000.000
Rp 3.500.000
30 April 2008 Beban Gaji
Beban Bunga
Kas
Rp 1.700.000
Rp 750.000
Rp 2.450.000
5 Mei 2008 Kas
Simpanan Wajib
Rp 12.500.000
Rp 12.500.000
6 Mei 2008 Biaya TAL
Kas
Rp 200.000
Rp 200.000
8 Mei 2008 Perlengkapan Kantor
Kas
Rp 200.000
Rp 200.000
16 Mei 2008 Utang Usaha
Kas
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000
31 Mei 2008 SHU dibagikan
Kas
Rp 500.000
Rp 500.000
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian di posting ke buku
besar, pada akhir periode, dalam kasus koperasi keluarga sejahtra diatas pada
akhir bulan Mei 2008, suatu table yang berisi kumpulan saldo yang dimiliki
setiap rekening yang dimiliki koperasi tersebut. Tabel tersebut disebut dengan
neraca saldo atau neraca percobaan.
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Buku Besar
Periode Mei 2008
Nama Rekening : Kas
No. Rek :110
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 1 setoran simpanan pokok 150.000.000 150.000.000
2 Sewa Dibayar Dimuka 2.500.000 147.500.000
5 pembelian Peralatan 10.000.000 137.500.000
6 Pembelian Perlengkapan 500.000 137.000.000
Mar 5 Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 149.500.000
8 Kredit Usaha dari BRI 50.000.000 199.500.000
9 Simpanan Sukarela Anggota 5.000.000 204.500.000
12
Pemberian Pinjaman Kepada
Anggota 100.000.000 104. 500.000
20 Biaya TAL 200.000 104.300.000
30 Angsuran Pokok dan Bunga 13.500.000 117.800.000
31 Beban Bunga dan Gaji 2.450.000 115.350.000
Apr 5 Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 127.850.000
8
Pemberian Pinjaman Kepada
Anggota 40.000.000 87.850.000
15
Pembayaran Utang Usaha
kepada Toko Makmur 6.000.000 81.850.000
28 Angsuran Pokok dan Bunga 5.400.000 87.250.000
29 Angsuran Pokok dan Bunga 13.500.000 100.750.000
30 Biaya Bunga dan Gaji 2.450.000 98.300.000
Mei 5 Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 110.800.000
6 Biaya TAL 200.000 110.600.000
8 Pembelian Perlengkapan 200.000 110.400.000
16
Pembayaran Utang Usaha
kepada Toko Makmur 2.000.000 108.400.000
31
Pembagian SHU Kepada
Anggota 500.000 107.900.000
Nama Rekening : Piutang Anggota
No. Rek : 210
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 12 Pemberian Pinjaman 100.000.000 100.000.000
30 Angsuran Pokok 10.000.000 90.000.000
Apr 8 Pemberian Pinjaman 40.000.000 130.000.000
28 Angsuran Pokok 4.000.000 126.000.000
29 Angsuran Pokok 10.000.000 116.000.000
Nama Rekening : Peralatan Kantor
No. Rek : 130
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 5 Pembelian Peralatan Kantor 20.000.000 20.000.000
Nama Rekening : Perlengkapan Kantor
No. Rek : 140
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 6
Pembelian Perlengkapan
Kantor 500.000 500.000
8
Pembelian Perlengkapan
Kantor 200.000 700.000
Nama Rekening : Sewa Dibayar Dimuka No.
Rek : 150
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 2 Sewa kantor selama 1 tahun 2.500.000 2.500.000
Nama Rekening : Utang Usaha
No. Rek : 210
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 5
Pembelian Peralatan Kantor
kepada Toko Makmur 10.000.000 10.000.000
Apr 15
Pembayaran sebagian utang
Kepada Toko Makmur 6.000.000 4.000.000
16
Pembayaran kepada Toko
Makmur 2.000.000 2.000.000
Nama Rekening : Simpanan Sukarela
No. Rek : 230
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 9 Setoran Simpanan Sukarela 5.000.000 5.000.000
Nama Rekening : Utang Bank
No. Rek : 250
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
2007
Mare
t
2
Kredit Usaha dari BRI 50.000.000 50.000.000
Nama Rekening : Simpanan Pokok
No. Rek : 310
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Feb 1 setoran simpanan pokok 150.000.000 150.000.000
Nama Rekening : Simpanan Wajib
No. Rek : 320
Tangga
l
Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2007
Ma
r
5
Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 12.500.000
Ap
r
5
Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 25.000.000
Me
i
5
Setoran Simpanan Wajib 12.500.000 37.500.000
Nama Rekening : SHU Dibagikan No.
Rek : 350
Tangga
l
Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mei 31
Pembagian SHU kepada
Anggota 500.000 500.000
Nama Rekening : Pendapatan Bunga
No. Rek : 410
Tangga
l
Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 30 Pendapatan Bunga Pinjaman 3.500.000 3.500.000
Apr 28 Pendapatan Bunga Pinjaman 1.400.000 4.900.000
29 Pendapatan Bunga Pinjaman 3.500.000 8.400.000
Nama Rekening : Beban Gaji
No. Rek : 510
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 31 Beban Gaji 1.700.000 1.700.000
Apr 30 Beban Gaji 1.700.000 3.400.000
Nama Rekening : Beban Bunga
No. Rek : 520
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 31 Bunga Kredit Usaha 750.000 750.000
Apr 30 Bunga Kredit Usaha 750.000 1.500.000
Nama Rekening : Beban TAL No.
Rek : 530
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Saldo
Debet Kredit
2008
Mar 31 Beban TAL 200.000 200.000
Mei 30 Beban TAL 200.000 400.000
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian di posting ke buku
besar, pada akhir periode, dalam kasus koperasi Keluarga Sejahtera diatas
pada akhir bulan Mei 2008, setiap rekening dihitung saldonya. Saldo dari setiap
rekening tersebut dicatat di dalam suatu table yang berisi kumpulan saldo
yang dimiliki setiap rekening yang dimiliki koperasi tersebut. Tabel tersebut
disebut dengan neraca saldo atau neraca percobaan.
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Neraca Saldo
Periode Mei 2008
No. Rek Nama Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
110 Kas 103.600.000
120 Piutang Anggota 116.000.000
130 Peralatan Kantor 20.000.000
140 Perlengkapan Kantor 700.000
150 Sewa Dibayar Dimuka 2.500.000
210 Utang Usaha 2.000.000
230 Simpanan Sukarela 5.000.000
250 Utang Bank 50.000.000
310 Simpanan Pokok 150.000.000
320 Simpanan Wajib 37.500.000
350 SHU Dibagikan 4.800.000
410 Pendapatan Bunga 8.400.000
510 Beban Gaji 3.400.000
520 Beban Bunga 1.500.000
530 Beban TAL 400.000
JUMLAH 252.900.000 252.900.000
B. Neraca Lajur
Neraca lajur adalah selembar kertas berkolom – kolom yang dapat
dipergunakan dalam pekerjaan akuntansi secara manual untuk membantu
menggabungkan pekerjaan pada akhir periode akuntansi.
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum
menyusun laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan menjadi suatu
kewajiban yang tidak boleh dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi.
Neraca lajur hanya alat bantu untuk mempermudah akuntan dalam menyusun
laporan keuangan. Neraca lajur dapat terdiri dari 10 kolom + 1 untuk
keteranagn atau 12 kolom + 1 untuk keterangan.
Dari contoh kasus Koperasi Keluarga Sejahtera diatas, neraca saldo yang
telah disusun berdasarkan saldo dari semua rekening yang ada tersebut,
merupakan isi dari kolom pertama dan kedua dari neraca lajur.
Ternyata setelah disususn neraca saldo, staf akuntansi Koperasi Koperasi
Sejahtera mengetahui terdapat beberapa hal yang belum dicatat di dalam
buku harian dan buku besar, yaitu sebagai berikut :
a. Persediaan perlengkapan kantor yang sudah terpakai sebesar Rp.
500.000
b. Penyusutan peralatan 2,5% per tahun dari harga perolehan
c. Sewa yang sudah dijalani sebesar Rp. 833.333,33
d. Gaji yang masih harus dibayar pada bulan Mei sebesar Rp 1.700.000
e. Bunga yang masih harus di bayar kepada Bank BRI periode Mei 2008
sebesar Rp. 750.000
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Ayat Jurnal Penyesuaian
Periode Mei 2008
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2008
Mei 31 Beban Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan Kantor
Rp 500.000
Rp 500.000
31 Beban Depresiasi Peralatan
Kantor
Akumulasi Depresiasi
Rp 500.000
Rp 500.000
Peralatan
31 Beban Sewa
Sewa di bayar di muka
Rp 833.333,33
Rp 833.333,33
31 Beban Gaji
Utang Gaji
Rp 1.700.000
Rp 1.700.000
31 Beban Bunga
Utang Bunga
Rp 750.000
Rp 750.000
Jumlah Rp
4.283.333,33
Rp
4.283.333,33
Neraca lajur dibuat hanya untuk menolong dan mempermudah akuntan
dalam menyusun laporan keuangan, karena itu perlu diperhatikan urutan
penyusunan neraca lajur.
Setelah saldo dari semua rekening yang ada di buku besar diketahui
maka saldonya disusun didalam kolom neraca saldo (kolom pertama dan
kedua) yang ada dineraca lajur. Neraca saldo ini belum tercatat.
Kemudian, hal-hal yang belum dicatat oleh akuntansi dibuat
penyesuaian dan dimasukkan ke dalam kolom penyesuaian (kolom ketiga dan
keempat). Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan rekening pendapatan,
rekening biaya, rekening aktiva, dan rekening kewajiban agar sesuai dengan
yang seharusnya pada periode tersebut.
Jika penyesuaian telah dibuat maka neraca saldo yang sebelumnya telah
tersusun harus disesuaikan dengan informasi yang baru tersebut, sehingga
tersusun neraca saldo yang telah disesuaikan (kolom kelima dan keenam).
Nerac saldo yang telah disesuaikan ini telh manampung informasi tambahan
yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa rekening berubah
sesuai informasi tambahan yang ada.
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan), disusun laporan
perhitungan hasill usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan
seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya diakui sebagai sisa hsil usaha.
Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit, sedangkan saldo dari semua
rekening beban dimasukkan disisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit dan
selisih sisa debet diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut.
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua rekening
aktiva, utang dan ekuitas koperasi di dalam kolom neraca saldo yang
disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca. SHU yang telah diketahui dari kolom
sebelumnya dipindahkan ke kolom ini disebabkan kredit sebagaii penambahan
ekuitas koperasi. Pada saat yang sama rekening SHU dibagikan dimasukkan di
sisii debet sebagai pengurang ekuitas koperasi.
C. Perhitungan Hasil Usaha atau Laporan Laba Rugi
Adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun.
Untuk mengetahui profit yang diperoleh koperasi dalam suatu periode, dapat
dihitung dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi dalam
satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
Dalam contoh soal diatas, berdasarkan neraca lajur yang telah disusun
maka laporan perhitungan hasil usaha Koperasi Keluuarga Sejahtera adalah
sebagai berikut :
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Periode Mei 2008
Pendapatan Rp 8.400.000
Beban-Beban
Beban Gaji Rp 5.100.000
Beban Bunga Rp 2.250.000
Beban TAL Rp 400.000
Beban Sewa Kantor Rp 833.333,33
Beban Pemakaian PerlengkapanRp 500.000
Beban Depresiasi Peralatan Kantor Rp 500.000
(Rp 9.583.333,33)
Sisa Hasil Usaha (Rp 1.183.333,33)
Setelah diketahui Sisa Hasil Usahanya maka pada tahap berikutnya harus
disusun laporan perubahan ekuitas sebelum disusun neraca.
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Laporan Perubahan Ekuitas
Periode Mei 2008
Simpanan Pokok Rp 150.000.000
Simpanan Wajib Rp 37.500.000
Ekuitas Total, 1 Feb 08 Rp 187.500.000
SHU Belum Dibagikan, 1 Feb 08 Rp 0
Sisa Hasi Usaha (Rp 1.183.333,33)
SHU Dibagikan ( Rp 500.000 )
SHU Belum dibagikan, 31 Mei 08 (Rp
1.683.333,33)
Ekuitas Total, 31 Mei 08 Rp 185.816.666,67
D. Neraca
Adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumberdaya yang dimiliki
koperasi serta informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca
koperasi ini dapat disusun dengan memasukkan semua rekening aktiva di
dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua rekening utang
dan ekuitas ke sisi pasiva neraca. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat di
dalam neraca adalah saldo ekuitas akhir seperti yang tertulis di laporan
perubahan ekuitas. Maka, neraca Koperasi Keluarga Sejahtera dapat disusun
sebagai berikut.
Koperasi “Keluarga Sejahtera”
Neraca
Periode Mei 2008
Kas Rp 107.900.000 Utang Usaha Rp 2.000.000
Piutang Anggota Rp 116.000.000
Simpanan
Sukarela Rp 5.000.000
Perlengkapan
Kantor Rp 200.000 Utang Bunga Rp 750.000
Peralatan Kantor Rp 20.000.000 Utang Bank Rp 50.000.000
Akumulasi
Depresiasi (Rp 500.000)
Sewa Dibayar
Dimuka Rp 1.666.666,67
Simapanan
Pokok Rp 150.000.000
Simpanan
Wajib Rp 37.500.000
SHU-Belum
Dibagikan (Rp 1.683.333,33)
Total Aktiva Rp 245.266.666,67 Total Pasiva Rp 245.266.666,67
E. Bentuk Neraca
Bentuk susunan neraca seperti terlihatdi atas disebut dengan bentuk T.
Dimana disebelah kiri disusun deretan aktiva atau harta perusahaan dan
disebelah kanan disusun deretan pasiva yang dibagi ke dalam kelompok besar
yaitu utang dan modal, seperti terlihat di atas.
F. Susunan Neraca
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah
penyusunan rekening. Rekening – rekening aktiva disusun berdasarkan urutan
likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva tersebut dapat dicairkan menjadi
uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva tertentu menjadi
uang tunai maka semakin didahulukan posisi pencatatannya didalam neraca.
Kelompok Rekening
Aktiva Aktiva Lancar :
Adalah semua harta koperasi
yang diharapkan dapat berubah
menjadi uang dalam tempo satu
tahun.
Kas : uang tunai dan setara
uang Surat-surat berharga :
Investasi jangka pendek.
Piutang Usaha / Piutang Non
Anggota
Piutang Anggota
Piutang Karyawan
Persediaan : Barang dagangan
atau bahan baku
Biaya –biaya yang dibayar
dimuka : Sewa, asuransi, dll
Perlengkapan Usaha
Dan lain-lain
Investasi Jangka Panjang :
Adalah dana yang ditanamkan
pada berbagai jenis aktiva yang
diharapkan memberikan
penghasilan bagi koperasi.
Penyertaan dalam Koperasi
Penyertaan pada non-Koperasi
Investasi dalam akitiva tetap
berwujud : Tanah, dll
Dan lain-lain
Aktiva Tetap Berwujud :
Adalah semua aktiva yang
berumur lebih dari satu tahun
dan memiliki wujud fisik
Peralatan Kantor
Kendaraan
Mesin
Tanah
Aktiva Tetap Tak Berwujud : Goodwill
Adalah semua aktiva yang tidak
memiliki wujud fisik tetapi
memiliki manfaat nyata bagi
koperasi
Hak Paten
Merk Dagang
Hak Cipta
Dan lain-lain
Aktiva lain-lain :
Adalah aktiva yang tidak dapat
dikelompokan pada kelompok
aktiva diatas.
Titipan kepada penjual
Bangunan dalam pengerjaan
Dan lain-lain
Utang Utang Lancar :
Adalah kewajiban koperasi yang
akan jatuh tempo dalam waktu
setahun
Utang Usaha
Utang Wesel
Simpanan Sukarela
Utang Pajak
Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Panjang :
Adalah kewajiban yang jatuh
tempo lebih dari setahuin
Utang Bank
Obligasi
Dan lain-lain
Ekuitas Ekuitas Koperasi :
Adalah semua kewajiban
anggota koperasi kepada
koperasi
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Simpanan Penyetaraan
Partisipasi Anggota
Modal Penyertaan
Modal Sumbangan
G. Tujuan Umum Laporan Keuangan
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber – sumber ekonomi dan kewajiban serta modal koperasi.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber – sumber ekonomi suatu koperasi yang timbul dalam
aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi koperasi dalam menghasilkan
SHU dimasa mendatang.
4. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam mengestimasi potensi koperasi dalam menghasilkan
SHU.
5. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam sumber – sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi
mengenai aktivitas pembelajaan dan investasi.
6. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai
laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang
dianut koperasi.
H. Standar Kualitas Laporan Keuangan
Setiap laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus
memenuhi beberapa standar kualitas berikut ini agar bermanfaat.
1. Relevan
Setiap jenis laporan keuangan yang dihasilkan oleh koperasi harus sesuai
dengan maksud penggunaannya sehingga dapat bermanfaat.
2. Dapat dimengerti
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang
sesederhana mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang
membutuhkan.
3. Daya uji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu koperasi harus dapat di uji
kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan
metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Inforamasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pemakai, bukan
ditujukan kepada pihak tertentu saja.
5. Tepat waktu
Informasi keuangan harus dapat disajikan sedini muingkin agar dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan koperasi.
6. Daya banding
Laporan keuangan suatu koperasi harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan koperasi itu sendiri pada periode – periode sebelumnya
atau dengan koperasi lain yang sejenis pada periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi keuangan suatu koperasi harus menyajikan semua fakta
keuangan yang penting sekaligus menyajikan fakta – fakta tersebut
sedemikian rupa sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya.
I. Asumsi Dasar
Asumsi- asumsi yang menjadi anggapan dasar dalam akuntnsi :
1. Kesatuan usaha khusus (economic entity)
Suatu koperasi dipandang sebagai suatu unit usaha yang terpisah dengan
anggotanya.
2. Kontinyuitas usaha (going concern)
Suatu koperasi dianggap akan hidup terus dalam jangnka panjang dan tidak
akan dilikuidasi dimasa mendatang.
3. Penggunaan unit moneter (monetary unit)
Beberapa pencatatan di dalam akuntansi dapat menggunakan unit fisik atau
satuan yang lain di dalam pencatatannya.
4. Periode waktu (time-period)
Penyajian informasi keuangan ke dalam periode waktu tersebut adalah
untuk memberikan batasan aktivitas di dalam waktu tertentu. Penyajian
infornasi keuangan kedalam periode waktu tersebut adalah untuk
memberikan batasan aktivitas di dalam jangka waktu tertentu.
J. Konsep Dasar
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost)
Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat
aktiva, utang dan modal serta biaya.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition)
Pendapatan adalah aliran masuk harta yang timbul dari penyerahan barang
atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu unit usaha
selama periode tertentu.
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip ini mempertemukan pendapatan dengan biaya yang timbul dalam
rangka memperoleh pendapatan tersebut.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan satu dengan lainnya dari satu
periode ke periode lainnya maka harus dipilih metode dan prosedur
akuntansi lainnya harus digunakan secara konsisten dari tahun ke tahun.
5. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclousure)
Semua informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan harus disajikan
agar laporan keuangan dapat dimengerti dengan baik dan tidak
menyesatkan pembacanya.
K. Keterbatasan
Keterbatasan – keterbatasan tersebut, antara lain meliputi materialitas dan
konservatif.
1. Materialitas
Dalam proses penyusunan informasi keuangan suatu koperasi, diharapkan
semua jenis transaksi dan rekening dicatat sesuai prinsip dasar akuntansi.
2. Konservatif
Jika akuntan menghadapi lebih dari satu alternative maka sikap konservatif
cenderung untuk memilih alternative yang tidak akan membuat pendapatan
dan aktiva terlalu besar.
I. Jurnal Penutup
Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus melakukan
penutupan buku akuntansi sebagai tanda telah berakhirnya pencatatan dan
pelaporan akuntansi untuk periode tersebut. Proses penutupan buku suatu
koperasi adalah dengan memindahkan rekening riil (semua rekening
neraca). Langkah – langkah yang diperlukan dalam menyusun jurnal
penutup adalah sebagai berikut :
1. Menutup semua rekening pendapatan, dengan cara mendebet rekening
pendapatan dan mengkredit rekening ikhtisar rugi laba.
2. Menutup semua rekening biaya, dengan cara mendebet rwekening
ikhtisar rugi laba dan mengkredit semua rekening biaya.
3. Menutup rekening Ikhtisar Rugi Laba, dengan cara mendebet rekening
ikhtisar rugi laba dan meng kredit rekening SHU sebesar selisih antara
pendapatn dengan biaya.
4. Menutup rekening SHU dibagikan, dengan cara mendebet rekening SHU
dan mengkredit rekening SHU dibagikan.
Dengan dibuatnya jurnal penutup maka aktivitas pencatatan akuntansi
untuk periode yang bersangkutan dianggap selesai dan ditutup.
Koperasi Simpan Pinjam “Keluarga Sejahtera”
Jurnal Penutup
Periode Mei 2008
Nama Rekening Debet Kredit
Pendapatan Rp 8.400.000
Ikhtisar Rugi Laba Rp 8.400.000
Ikhtisar Rugi Laba Rp 6.183.333,33
Beban Gaji Rp 1.700.000
Beban TAL Rp 400.000
Beban Sewa Kantor Rp 833.333,33
Beban Bunga Rp 2.250.000
Beban Pemakaian
Perlengkapan Rp 500.000
SHU-Belum Dibagikan Rp 1.183.333,33
Ikhtisar Rugi/ Laba Rp 1.183.333,33
SHU-Belum Dibagikan Rp 500.000
SHU-Dibagikan Rp 500.000

jurnal Umum

                                                     JURNAL DAN BUKU HARIAN

A. Jurnal Umum atau Jurnal Transaksi
Adalah aktivitas meringkas dan mencatat transaksi koperasi berdasarkan dokumen dasar
secara kronologis beserta penjelasan yang diperlukan di dalam buku harian. Jurnal berfungsi
mencatat dan meringkas pengaruh setiap transaksi koperasi terhadap persamaan dasar akuntansi,
sedangkan rekening dan buku besar berfungsi mencatat transaksi koperasi menurut jenis
transaksinya. Antara jurnal dan buku besar saling melengkapi satu dengan lainnya.


B. Buku Harian
Adalah media yang digunakan untuk mencatat transaksi koperasi secara ringkas, permanen
dan lengkap serta disusun secara kronologis untuk referensi di masa mendatang. Secara Umum
buku harian berbentuk empat kolom. Kolom pertama (tanggal) berfungsi untuk mencatat tanggal
transaksi. Kolom kedua (keterangan) untuk mendcatat tanggal transaksi. Kolom ketiga (ref) berguna
untuk mencatat referensi yan g terkait dengan buku besar. Kolom keempat (jumlah) dibagi menjadi
dua kolom, yaitu kolom debet dan kolom kredit berguna untuk mencatat nilai transaksi.
Untuk kelompok rekening aktiva dan beban, jika bertambah dimasukkan di sisi debet, jika
berkurang dimasukkan disisi kredit. Untuk kelompok rekening utang, modal, pendapatan, jika
bertambah dimasukkan disisi kredit dan jika berkurang dimasukkan disisi debet. Setiap kata yang
dijadikan dasar untuk mencatat di dalam buku harian harus sama persis dengan nama rekewning
yang ada di buku besar. Keterangan tambahan di dalam mencatat transaksi berfungsi untuk
memperjelas jurnal yang dibuat.
Untuk melakukan penjurnalan, yaitu mencatat transaksi koperasi di dalam buku harian adalh
dengan menjadikan pedoman dalam mencatat transaksi di dalam buku besar atau rekening koperasi.
Di bawah ini adalah contoh-contoh transaksi yang dilakukan Koperasi Keluarga Sejahtera
yang didirikan oleh sekelompok warga :

Transaksi (a)
Pada awal tahun 2008, sekelompok warga mendirikan koperasi dengan jumlah 250 orang. Koperasi
diberi nama Koperasi Keluarga Sejahtera. Pada tanggal 1 Februari 2008, 250 orang menyerahkan
Rp 600.000 per orang sebagai simpanan pokok.
1 Febuari 2008 Kas Rp 150.000.000
Simpanan Pokok Rp 150.000.000
Transaksi (b)
Tanggal 2 Februari 2008, dikeluarkan uang untuk sewa kantor rp. 2.500.000 untuk 1 tahun.
2 Febuari 2008 Sewa Dibayar Dimuka Rp 2.500.000
Kas Rp 2.500.000
Transaksi (c)
Tanggal 5 Febuari 2008, Koperasi membeli peralatan kantor seharga Rp. 20.000.000,00. Pembelian
ini dilakukan secara kredit dari Toko Makmur. Dimana sebanyak Rp 10.000.000 dibayar tunai,
sisanya akan dibayar dalam waktu 6 bulan.
7 Febuari 2008 Peralatan Kantor Rp 20.000.000
Kas Rp 10.000.000
Utang Usaha Rp 10.000.000
Transaksi (d)
Pada tanggal 6 Februari 2008, Koperasi membeli perlengkapan kantor sehrga Rp 500.000 secara
tunai.
6 Februari 2008 Perlengkapan Kantor Rp 500.000
Kas Rp 500.000
Transaksi (e)
Pada tanggal 5 Maret 2008, sebanyak 250 orang menyetor uang Rp 50.000 per orang sebagai
simpanan wajib anggota.
5 Maret 2008 Kas Rp 12.500.000
Simpanan Wajib Rp 12.500.000
Transaksi (f)
Pada tanggal 8 Maret 2008 koperasi memperoleh kredit usaha dari Bank Rakyat Indonesia sebesar
Rp 50.000.000 dengan tingkat bunga 1,5% per bulan.
8 Maret 2008 Kas Rp 50.000.000
Utang Bank Rp 50.000.000
Transaksi (g)
Tanggal 9 Maret 2008, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya Rp 5.000.000 di koperasi.
9 Maret 2008 Kas Rp 5.000.000
Simpanan Sukarela Rp 5.000.000
Transaksi (h)
Tanggal 12 Maret 2008, Koperasi memberikan pinjaman uang kepada anggota, sebesar
Rp. 100.000.000,00 dengan tingkat bunga sebesar 3,5% per bulan.
12 Maret 2008 Piutang Anggota Rp 100.000.000
Kas Rp 100.000.000
Transaksi (i)
Pada tanggal 20 Maret 2008, koperasi membayar beban listrik, air, dan telepon sebesar Rp 200.000
2 Maret 2008 Beban TAL Rp 200.000
Kas Rp 200.000
Transaksi (j)
Pada tanggal 30 Maret 2008, anggota yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran
pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp. 13.500.000 Dimana sebesar Rp 10.000.000 merupakan
angsuran pokok pinjaman dan sebesar Rp 3.500.000 merupakan bayar bunga pinjaman.
2 Maret 2008 Kas Rp 13.500.000
Piutang Anggota Rp 10.000.000
Pendapatan Bunga Rp 3.500.000
Transaksi (k)
Pada tanggal 31 Maret 2008 dibayar gaji karyawan Rp 850.000, karyawan bekerja 1 Maret 2008.
pada saat yang sama koperasi membayar bebn bunga pinjman kepad Bank Rakyat Indonesia sebesar
Rp 750.000.
31 Maret 2008 Beban Gaji Rp 1.700.000
Beban Bunga Rp 750.000
Kas Rp 2.450.000
Transaksi (l)
Pada tanggal 5 April 2008, anggota koperasi sebanyak 250 orang menyetor uang Rp 50.000 tiap
orang kepada kopersai sebagai simpanan wajib anggota.
5 April 2008 Kas Rp 12.500.000
Simpanan Wajib Rp 12.500.000
Transaksi (m)
Tanggal 8 April 2008, koperasi memberi pinjaman kepada anggota sebesar Rp 40.000.000 dengan
bunga 3,5% per bulan.
8 April 2008 Piutang Anggota Rp 40.000.000
Kas Rp 40.000.000
Transaksi (n)
Tanggal 15 April 2008 koperasi membayar utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 6.000.000
15 April 2008 Utang Usaha Rp 6.000.000
Kas Rp 6.000.000
Transaksi (o)
Pada tanggal 28 April 2008 anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi (transaksi tanggal
8 April) membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp 5.400.00. Dimana sebesar Rp
4.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp 1.400.000 merupakan pembayaran
bunga pinjaman .
28 April 2008 Kas Rp 5.400.000
Piutang Anggota Rp 4.000.000
Pendapatan Bunga Rp 1.400.000
Transaksi (p)
Pada tanggal 29 April 2008, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi (transaksi
tanggal 12 Maret 2008) membayar angsuran pokok dan bunga pinjaman sebesar Rp 13.500.000.
dimana sebesar Rp 10.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman dan sebesar Rp 3.500.000
merupakan bunga pinjaman.
29 April 2008 Kas Rp 13.500.000
Piutang Anggota Rp 10.000.000
Pendapatan Bunga Rp 3.500.000
Transaksi (q)
Pada tanggal 30 April 2008 dibayar gji dua orang karyawn koperasi sebesr Rp. 850.000 per orng.
Pada saat yang sam kopersi membayr beban bunga pinjaman ke Bank Rakyat Indonesia sebesar rp
750.000
31 Maret 2008 Beban Gaji Rp 1.700.000
Beban Bunga Rp 750.000
Kas Rp 2.450.000
Transaksi (r)
Pada tanggal 5 Mei 2008, sebanyak 250 orang mennyetor uang Rp 50.000 per orang sebagai
simpanan wajib anggota.
5 Maret 2008 Kas Rp 12.500.000
Simpanan Wajib Rp 12.500.000
Transaksi (s)
Pada tanggal 20 Mei 2008 koperasi membayar beban listrik, air, dan telepon sebesar Rp 200.000
2 Maret 2008 Beban TAL Rp 200.000
Kas Rp 200.000
Transaksi (t)
Pada tanggal 8 Mei 2008 Koperasi membeli perlengkapan kantor sehrga Rp 200.000 secara tunai
dari Toko Serba Ada.
8 Mei 2008 Perlengkapan Kantor Rp 200.000
Kas Rp 200.000
Transaksi (u)
Tanggal 16 Mei 2008 koperasi membayar utang kepda Toko Makmur sebesar Rp 2.000.000
16 Mei 2008 Utang Usaha Rp 2.000.000
Kas Rp 2.000.000
Transaksi (v)
Pada tanggal 31 Mei 2008, empat bulan setelh pediriannya, pengurus dan anggota koperasi sepakat
untuk membagikan SHU kepada anggota. Akhirnya setelah melalui perhitunhan yamg teliti
diputuskan dibagikan SHU total kepada anggota kopersai sebesar Rp 500.000
31 Mei 2008 SHU dibagikan Rp 500.000
Kas Rp 500.000
C. Jurnal Penyesuaian
Seringkali terdapat beberapa hl atau beberapa aktivitas koperasi yang tidak memiliki kaitan
dengan pihak lain, sehingga tidak dicatat di dalam jurnal umum atau beberapa aktivits tertentu yang
terkait dengan pihak lain, tetapi pihak eksternal tersebut menganggap transksinya dengan pihak
koperasi telah dicatat dan diakui, sedangkan pihak koperasi menganggapnya belum selesai atau
belum tepat penyajiannya. Aktivitas dan keterangan semacam itu perlu dicatat, dibetulkan, dan
dikoreksi agar penyajiannya tepat. Proses koreksi tersebut dilakukan dengan membut jurnal
penyesuaian.
Ayat Jurnal Penyesuaian (AJP) adalah aktivitas untuk membetulkan rekening / perkiraan,
sehingga laporan yang dibuat berdasarkan rekening tersebut dapat menunjukkan pendapatan, asset,
dan kewajiban yang sesuai.
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang tidak didasarkan pada aktivitas transaksi tetapi
didasarkan pada perhitungan atau keterangan tertentu. Misalnya, beban depresiasi gedug, beban
pemakaian perlengkapan, beban sewa gedung, utang gaji, dan lain – lain.
1. Beban Pemakaian Perlengkapan
Perlengkapan kantor atau perlengkapan kantor yang dibeli koperasi pada suatu saat,
seringkali tidak dihitung dan dicatat pemakaiannya. Pada akhir periode akuntansi baru
dihitung sisa perlengkapan tersebut. Saldo perlengkapan pada buku besar dikurangi dengan
nilai yang diperoleh pada saat stock opname (perhitungan fisik) perlengkapan adalah beban
pemakaian perlengkapan tersebut.
BebanPemakaian Perlengkapan xxx
Perlengkapan Kantor xxx
2. Beba depresiasi aktiva tetap
Aktiva tetap, yang dibeli pada suatu saat sebaiknya nilai atau harga perolehannya
dibagi dengan jumlah periode waktu yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut, agar
penbvagian (alokasi) biaya pembelian aktiva tetap tersebut lebih adil dan merata.
Beban Depresiasi Peralatan xxx
Akumulasi Depresiasi Peralatan xxx
Beban Depresiasi Bangunan xxx
AkumulasiDepresiasi
Bangunan xxx
3. Beban sewa kantor
Sewa kantor, yang dibayar pada suatu saat seringkali berlaku selama beberapa
periode akuntansi. Pada saat sewa kantor tersebut dibayarkan belum menjadi beban bagi
periode tersebut, karena itu diakui sebagai sewa kantor dibayar dimuka. Setelah suatu
periode terlewati dengan menikmati manfaat dari kantor yang disewa tersebut maka periode
tersebut harus dibebani beban sewa kantor yang dihitung secra proposional dengan lamanya
sewa.
Beban Sewa Kantor xxx
Sewa Kantor dibayar dimuka xxx
4. Utang gaji
Terkadang gaji yang menjadi beban pada suatu periode tertentu dan harus dibayar
pada periode tersebut belum dibayarkan sampai pada saat akhir periode tersebut.
Gaji pegawai xxx
Utang gaji xxx

Akuntansi Manufaktur

PENGANTAR AKUNTANSI
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
(DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)
Karakteristik Perusahaan Manufaktur
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan
produksi, penjualan dan administrasi/umum. Secara fisik kegiatan ini sering juga
dipisahkan sehingga dalam suatu perusahaan terdapat tiga bagian atau unit kerja tersebut.
Barang yang dihasilkan oleh kegiatan pengolahan (pabrik) yang ditransfer ke
gudang dan siap dijual disebut barang jadi atau produk jadi (finished goods). Barang
jadi diolah dari bahan utama yang disebut dengan bahan baku atau bahan langsung
(direct material) atau bahan mentah (raw material). Untuk mengubah bahan mentah
menjadi barang jadi diperlukan tenaga kerja (labor) dan fasilitas fisik atau penunjang.
Tenaga kerja yang langsung mengerjakan barang dan biasanya dibayar atas dasar unit
yang dihasilkan (misalnya penjahit dalam perusahaan pakaian jadi) disebut dengan
tenaga kerja langsung (direct labor) sedangkan tenaga kerja yang terdiri atas orangorang
yang bekerja di pabrik tetapi tidak secara langsung menengani atau mengerjakan
barang (misalnya mandor, perancang model pakaian dalam perusahaan pakaian jadi,
pegawai administrasi pabrik) disebut dengan tenaga kerja tidak langsung (inderect
labor).
Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan Aktivitas
Perusahaan
1. Biaya Produksi Barang
Jumlah rupiah atau kos yang melekat pada barang jadi yang diproduksi dalam suatu
periode dan ditransfer ke gudang barang jadi disebut dengan harga produksi atau
harga produksi barang (cost of goods manufactured). Bila perusahaan tidak
memproduksi sendiri barang jadi tersebut maka harga produksi ini akan setara dengan
pembelian dalam perusahaan perdagangan. Dengan demikian, harga produksi ini akan
merupakan komponen yang membentuk harga barang terjual seperti pada
perusahaan perdagangan. Kalau ditinjau dari kegiatan produksi dalam pabrik maka
harga produksi akan terdiri atas 3 komponen yaitu :
a. Biaya Bahan Baku
Merupakan jumlah rupiah (biaya) yang melekat pada bahan baku yang
dimasukkan dalam produksi (cost of raw material used). Biaya bahan baku ini
terdiri atas semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh
bahan baku sampai bahan baku siap diproduksi. Harga bahan baku, ongkos
angkut pembelian bahan baku, potongan dan retur merupakan elemen yang
membentuk biaya bahan baku.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs)
Merupakan biaya yang melekat pada atau berkaitan dengan tenaga kerja langsung.
Yang membentuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tidak hanya gaji atau
upah saja tetapi termasuk pengeluaran lain yang berkaitan dengan tenaga kerja
(labor-related costs) misalnya uang lembur, tunjangan, iuran pensiun dan
sebagainya.
c. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturing Overhead Costs)
Merupakan jumlah rupiah yang melekat pada fasilitas fisik dan penunjang dalam
memproduksi barang. Yang termasuk dalam biaya overhead pabrik ini adalah
antara lain :
• Biaya tenaga kerja tidak langsung
• Depresiasi mesin dan perlengkapannya
• Biaya bahan penolong/pembantu
• Bahan habis pakai pabrik
• Listrik dan air yang digunakan dalam pabrik
• Asuransi untuk fasilitas fisik pabrik
2. Biaya Pemasaran
Yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai dengan pengumpulan
piutang menjadi kas. Meliputi biaya untuk melaksanakan (1) fungsi penjualan; (2)
fungsi pergudangan produk selesai; (3) fungsi pengepakan dan pengiriman; (4) fungsi
advertensi; (5) fungsi pemberian kredit dan pengumpulan piutang; (6) fungsi faktur
atau administrasi penjualan.
3. Biaya Administrasi dan Umum
Yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya
ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan
kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Termasuk dalam biaya ini gaji pimpinan
tertinggi perusahaan, personalia, sekretariat, akuntansi, hubungan masyarakan,
keamanan dan sebagainya.
4. Biaya Keuangan
Adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan, misalnya
biaya bunga.
Prosedur Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok Pesanan
1. Jurnal Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong
Persediaan Bahan Baku xxx -
Persediaan Bahan Penolong xxx -
Kas/Hutang Dagang - xxx
2. Jurnal Pemakaian Bahan Baku
Persediaan Barang Dalam Proses xxx -
Persediaan Bahan Baku - xxx
3. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong
Biaya Overhead Pabrik xxx -
Persediaan Bahan Penolong - xxx
4. Jurnal Pembayaran Biaya Gaji dan Upah
Biaya Gaji dan Upah xxx -
Kas - xxx
5. Jurnal Distribusi Biaya Gaji dan Upah Langsung
Persediaan Barang Dalam Proses xxx -
Biaya Gaji dan Upah - xxx
6. Jurnal Distribusi Biaya Gaji dan Upah tidak Langsung
Biaya Overhead Pabrik xxx -
Biaya Gaji dan Upah - xxx
7. Jurnal Pembayaran Biaya Overhead Pabrik Lainnya
Biaya Overhead Pabrik xxx -
Kas - xxx
8. Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (Penyusutan)
Biaya Overhead Pabrik xxx -
Akumulasi Penyusutan - xxx
9. Jurnal Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke dalam Biaya Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses xxx -
Biaya Overhead Pabrik - xxx
10. Jurnal Pemindahan Harga Pokok Produk Selesai
Persediaan Produk Selesai xxx -
Persediaan Barang Dalam Proses - xxx
11. Jurnal Penjulan atau Penyerahan Produk kepada Pemesan
Kas/Piutang Dagang xxx -
Penjualan - xxx
12. Jurnal Mencatat Harga Pokok Penjualan
Harga Pokok Penjualan xxx -
Persediaan Produk Selesai - xxx
13. Pembayaran Biaya Pemasaran dan Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran xxx -
Biaya Administrasi dan Umum xxx -
Kas - xxx
Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur dengan Metode Harga Pokok Pesanan
1. Laporan Harga Pokok Produk
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Harga Pokok Produksi xxx
2. Laporan Laba Rugi
Penjualan xxx
Harga Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor xxx
Biaya Komersial :
Biaya Pemasaran xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Jumlah Biaya Komersial xxx
Laba/Rugi Bersih xxx